Senin, 21 April 2025

Hah? Ada Rasa Gatal di Kaki Yang Sudah Diamputasi?


Phantom Limb: Ketika Tubuh Sudah Tidak Ada, Tapi Rasa Masih Ada

Pendahuluan

Bayangkan seseorang yang telah kehilangan kaki akibat amputasi, namun tetap bisa merasakan rasa sakit, gatal, atau bahkan kehadiran kakinya yang sudah tiada. Fenomena ini bukanlah ilusi atau gangguan jiwa, melainkan suatu kondisi neurologis nyata yang dikenal sebagai phantom limb.

Dalam dunia medis, phantom limb adalah salah satu misteri neurologis paling menarik dan membingungkan. Ia menggabungkan dunia fisik dan psikologis, memperlihatkan betapa kompleksnya otak manusia dalam memproses tubuh dan rasa.

Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang phantom limb: pengertian, sejarah, gejala, penyebab, teori neurologis, serta pendekatan medis untuk mengelola dan mengobatinya.


Apa Itu Phantom Limb?

Definisi

Phantom limb adalah sensasi di mana seseorang merasa bahwa bagian tubuh yang telah diamputasi (biasanya lengan atau kaki) masih ada dan dapat dirasakan. Sensasi ini bisa berupa:

  • Perasaan adanya anggota tubuh yang utuh

  • Nyeri (phantom limb pain)

  • Gatal, geli, dingin, hangat, atau gerakan yang tidak bisa dikontrol

Kondisi ini umumnya dialami oleh penderita amputasi, namun juga bisa terjadi pada individu yang kehilangan bagian tubuh lain seperti payudara, mata, gigi, atau bahkan organ dalam.


Sejarah Phantom Limb

Istilah “phantom limb” pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Silas Weir Mitchell, seorang ahli bedah dan neurolog dari Amerika Serikat, pada tahun 1871. Ia memperhatikan bahwa banyak tentara yang diamputasi selama Perang Sipil Amerika melaporkan sensasi aneh pada anggota tubuh yang hilang.

Namun fenomena ini sebenarnya telah dikenal jauh lebih awal. Ambroise Paré, seorang ahli bedah dari abad ke-16, juga mencatat gejala serupa pada pasien-pasiennya.


Prevalensi dan Siapa yang Terkena

  • Sekitar 80–90% orang yang diamputasi melaporkan mengalami phantom limb, terutama dalam beberapa minggu atau bulan pertama setelah amputasi.

  • Phantom pain (nyeri fantom) dialami oleh 50–85% dari mereka yang mengalami phantom limb.

  • Dapat terjadi baik pada amputasi traumatik (kecelakaan) maupun amputasi medis (karena diabetes, kanker, dll).


Gejala Phantom Limb

Gejala phantom limb dapat berbeda-beda pada tiap individu, tetapi beberapa yang paling umum meliputi:

1. Sensasi Positif (non-nyeri)

  • Merasa anggota tubuh masih ada

  • Gerakan imajiner atau tidak terkendali

  • Rasa gatal atau geli

2. Phantom Limb Pain (PLP)

  • Sensasi menyakitkan pada area tubuh yang sudah tidak ada

  • Rasa ditusuk, terbakar, tertusuk, atau seperti kejang

  • Nyeri bisa konstan atau datang dan pergi

  • Bisa sangat intens dan mempengaruhi kualitas hidup


Apa Penyebab Phantom Limb?

Meskipun tidak sepenuhnya dipahami, para ilmuwan telah mengembangkan beberapa teori neurologis dan psikologis yang menjelaskan terjadinya phantom limb.

1. Reorganisasi Kortikal (Cortical Remapping)

Ketika anggota tubuh hilang, area di otak (korteks sensorimotor) yang sebelumnya menerima sinyal dari bagian tubuh tersebut tidak lagi aktif. Otak kemudian mulai mengisi kekosongan itu dengan “menumpang” pada wilayah otak tetangga, yang menciptakan sensasi seolah-olah bagian tubuh masih ada.

Studi fMRI menunjukkan bahwa wajah dan tangan memiliki hubungan dekat dalam peta sensorik otak. Itulah sebabnya menggaruk pipi bisa memicu sensasi pada tangan yang hilang.

2. Neuroma dan Sinyal Saraf Abnormal

Setelah amputasi, ujung saraf yang terputus dapat tumbuh menjadi neuroma—tonjolan saraf yang bisa mengirim sinyal nyeri ke otak meskipun tidak ada pemicu nyata.

3. Memory of Movement dan Body Schema

Otak menyimpan "peta tubuh" yang disebut body schema. Meskipun tubuh berubah secara fisik, peta ini tetap bertahan, membuat otak masih menganggap bahwa anggota tubuh tersebut ada.


Diagnosa Phantom Limb

Phantom limb bukanlah diagnosis penyakit tunggal, melainkan bagian dari kompleksitas neurologi pasca-amputasi. Dokter akan mengevaluasi:

  • Riwayat amputasi

  • Lokasi dan jenis sensasi

  • Intensitas nyeri (melalui skala nyeri)

  • Reaksi terhadap sentuhan, tekanan, atau stimulasi tertentu

Tidak ada tes laboratorium spesifik, namun neuroimaging (seperti MRI atau fMRI) dapat digunakan dalam riset atau kasus lanjutan untuk melihat aktivitas otak.


Pengobatan dan Penanganan Phantom Limb

Pengobatan phantom limb bersifat multimodal, artinya menggabungkan berbagai pendekatan medis, terapi fisik, dan psikologis. Berikut beberapa metode yang umum digunakan:

1. Terapi Cermin (Mirror Therapy)

Diperkenalkan oleh Dr. Vilayanur Ramachandran, terapi ini menggunakan cermin untuk menciptakan ilusi visual bahwa anggota tubuh yang hilang masih ada. Hal ini bisa membantu otak "menyembuhkan" peta tubuhnya dan mengurangi nyeri.

2. Obat-Obatan

  • Analgesik (parasetamol, NSAID)

  • Antidepresan (amitriptyline)

  • Antikonvulsan (gabapentin, pregabalin)

  • Opioid (untuk kasus nyeri berat, dalam pengawasan medis)

3. Stimulasi Saraf

  • TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation)

  • Spinal Cord Stimulation

  • Deep Brain Stimulation (eksperimental)

4. Terapi Psikologis

  • Konseling atau CBT (Cognitive Behavioral Therapy) untuk mengatasi stres, depresi, atau trauma akibat amputasi

5. Rehabilitasi dan Prostetik

  • Penggunaan prostesis dapat membantu otak mengintegrasikan kembali konsep tubuh

  • Rehabilitasi fisik untuk mengurangi kompensasi gerak yang memicu sensasi nyeri


Phantom Limb di Dunia Riset dan Teknologi

Teknologi modern kini mulai mengintegrasikan phantom limb dalam pengembangan protesa bionik. Dengan membaca sinyal saraf dari otot sisa atau otak, protesa modern bisa bergerak sesuai perintah pemiliknya.

Contoh: Proyek seperti DARPA’s Revolutionizing Prosthetics dan MIT Biomechatronics Group sedang mengembangkan lengan bionik yang terhubung langsung dengan sistem saraf pusat.


Fakta Menarik tentang Phantom Limb

  • Bisa terjadi bahkan pada mereka yang lahir tanpa anggota tubuh (kondisi disebut congenital phantom limb)

  • Hewan seperti anjing dan kucing juga dilaporkan mengalami fenomena serupa setelah amputasi

  • Banyak veteran perang mengalami phantom limb, dan menjadi fokus penelitian trauma psikologis


Kesimpulan

Phantom limb adalah bukti kuat bahwa persepsi tubuh bukan hanya ditentukan oleh wujud fisik, tetapi juga oleh bagaimana otak memproses, mengingat, dan membentuk gambaran tentang tubuh kita. Meskipun fenomena ini bisa sangat mengganggu, terutama bila disertai nyeri, kemajuan ilmu neurologi dan teknologi prostetik telah memberikan harapan besar bagi para penyintas amputasi.

Kesadaran, empati, dan pemahaman terhadap kondisi ini sangat penting, terutama dalam mendukung proses pemulihan fisik dan psikologis para penyintas.


Referensi

  1. Ramachandran, V. S., & Hirstein, W. (1998). The perception of phantom limbs: The D. O. Hebb lecture. Brain, 121(9), 1603–1630. https://doi.org/10.1093/brain/121.9.1603

  2. Flor, H. (2002). Phantom-limb pain: Characteristics, causes, and treatment. The Lancet Neurology, 1(3), 182–189.

  3. American Academy of Orthopaedic Surgeons (AAOS). Phantom Limb Pain. https://orthoinfo.aaos.org

  4. National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS). Phantom Limb Pain Fact Sheet. https://www.ninds.nih.gov

  5. Harvard Health Publishing. Understanding phantom pain. https://www.health.harvard.edu/pain/understanding-phantom-pain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kolom Kritik dan Saran:

Bagaimana Cara Kereta Putar Balik?

  Turntable Kereta Api: Inovasi dalam Pemeliharaan dan Pengoperasian Kereta Api Pendahuluan Turntable kereta api adalah salah satu alat yan...